Rabu, 08 Januari 2014

kisah wafatnya rasulallah


http://www.facebook.com/habib.mustaqin


Kisah Wafatnya Rasulullah SAW

http://www.facebook.com/habib.mustaqin

KISAH WAFATNYA RASULULLAH SAW. Pagi itu….., meski langit telah menguning…burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya. Pagi itu…., Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, “wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian Al Quran dan sunnah.” Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersamaku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah SAW.yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar Dadanya naik turun menahan napas
tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba . “ Rasulullah akan meninggalkan kita semua’ desah hati semua sahabat kala itu. Baginda tercinta itu hampir usai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat tatkala Ali dan Fadhal dengan sigab menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu.. seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu , Kalau bisa.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang berbaring lemah. Dengan keningnya berkeringat dan membasahi pelapah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. ‘’Bolehkah saya masuk?’’ tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. “ Maafkanlah, ayahku sedang demam.’’ Kata Fatimah yang membalikan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.‘’ Siapakah itu wahai anakku?’ tak tahulah aku ayah. Sepertinya baru sekali ini aku melihatnya.’’ Tutur Fatimah lembut. Lalu , Rasulullah menatap putrinya dengan pandangan yang menggetarkan satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang. “ ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan didunia, Dialah malakul maut.’ Kata Rasulullah. Fatimahpun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri. Tapi Rasulullah menanyakan…, “ kenapa Jibril tidak ikut menyertai?” . kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.” Wahai Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. ‘’ Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu, Semua surga terbuka lebar menanti kedatangannmu.” Kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “ Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril Lagi. “ kabarkan kepadaku…, bagaimana nasib umatku kelak?” ‘’ jangan kawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku; Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya. ‘ kata Jibril.
Detik detik semakin dekat. Saatnya Izrail melakukan tugas , perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh. Urat-urat lehernya menegang. ’’Wahai Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini?’’ lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka . ‘’ Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu wahai Jibril?’’ Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. kemudian malaikat Jibril “ Siapa yang tega , melihat kekasih Allah direnggut ajaL.” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagil. “ya Allah, dasyat sekali maut ini, timpahkan saja saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.” Badan Rasulullah mulai dingin. Kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi, bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya. “ Uushiikumbis shalati, Wa maa malakat aimanuku” ( Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu ). Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Ali kembali mendekatkan telinganya kebibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “ Ummatii, Ummatii, Ummatii” ( Umatku, umatku, umatku) dan pupuslah kembang hidup baginda mulia itu .
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dbunuh kamu berbalik kebelakang ( murtat )?

وَما مُحَمَّدٌ إِلّا رَسولٌ قَد خَلَت مِن قَبلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِي۟ن ماتَ أَو قُتِلَ انقَلَبتُم عَلىٰ أَعقٰبِكُم ۚ وَمَن

يَنقَلِب عَلىٰ عَقِبَيهِ فَلَن يَضُرَّ اللَّهَ شَيـًٔا ۗ وَسَيَجزِى اللَّهُ الشّٰكِرينَ

Artinya :
Barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur ( Ali Imran ayat 144).
YAA NABI SALAAM ‘ALAIKA , YA RASUL SALAAM ‘ALAIKA, YA HABIIB SALAM ‘ALAIKA, SHOLAWATTULLAH ‘ALAIKA

 https://kaligrafinusantaraonline.wordpress.com/kisah-wafatnya-rasulullah-saw-html/

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar